Hari Sabtu tanggal 27 Desember ’14 kemarin merupakan hari yang ditunggu anak-anakku. Semenjak awal bulan sudah dijadwalkan untuk mengikuti kegiatan outbond di Omah Kebun – Tenjolaya yang terletak di kaki Gunung Salak Bogor. Kebetulan pula anak-anak sudah liburan sekolah.
My Team Outbond
Kegiatan outbond memang salah satu kegiatan favorit anak-anaku. Dalam kesempatan kali ini   
kegiatan tahunan FORKASI (Forum Komunikasi Orang Tua Anak Spesial Indonesia) diikuti oleh peserta dari Depok, Tanggerang, Cibubur, Jakarta, bahkan Karawang.  Dan biasanya dengan berkumpul dan bermain bersama anak-anak berkebutuhan khusus atau anak spesial ,merupakan salah satu moment yang tepat untuk memberikan pehamaman dan pembelajaran kepada anak-anak yang merupakan sibling dari anak spesial.

Berbaur bersama anak-anak berkebutuhan khusus lebih memudahkan kami untuk memberi pengertian kepada anak-anak bahwa Anak Berkebutuhan Khusus itu sama seperti mereka, sama seperti anak-anak lainnya. Hanya saja ada beberapa prilaku mereka yang memang berbeda dan itulah yang harus dipahami dan dimaklumi. Bukan untuk dipandang sebagi sesuatu yang aneh ataupun menjadi objek untuk di ‘bully’, tetapi justru harus bantu dan dilindungi. Karena anak-anak berkebutuhan khusus ini pada umumnya sangat ‘naif’ dan tidak pernah ada pikiran negatif dalam dirinya, sehingga sangat mudah dipengaruhi atau dimanfaatkan oleh orang lain.

Salah satu pembelajaran anak-anak dalam kegiatan bersama ini adalah bahwa bagaimanapun kondisi seseorang kita harus tetap menghormati dan menghargainya. Selain itu kita harus mampu melihat kelebihan-kelebihan yang ada pada diri seseorang, jangan hanya melihat kekurangannya saja.
Dan Sabtu pagi itu, tepat pukul 8.00 pagi kami sudah berada di titik kumpul (KFC-Padjajaran-Bogor). Cuaca pagi itu mendung dan mulai di iringi dengan turunnya rintik-rintik hujan tipis. Kurang lebih 1 jam, akhirnya semua semua peserta sudah lengkap dan kami menuju lokasi outbond, Villa Makati Elok, Tenjolaya, Bogor.
Mas Alif dan Mba Tera
Selama perjalanan hujan mulai turun lagi, tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami, khususnya anak-anak. Mereka malah sangat antusias (dalam pikirannya akan diperbolehkan main hujan-hujanan). Kendaraan-kendaraan mulai bergerak ke arah Jl. Batu Tulis dan memasuki kawasan Jungle, dikarenakan cuaca mendung cenderung gelap sehingga kami agak kesulitan mengingat jalan menuju lokasi, dan sempat beberapa kali salah jalan dan  berhenti untuk bertanya kepada warga sekitar. Anak-anak  pun mulai bosan dan  rewel.  Setelah menempuh perjalanan yang lumayan berkelok-kelok, dan sempat nyasar, akhirnya kami sampai di lokasi setelah menemukan jalann tembus dari Jungle menuju Tenjolaya. Indahnya pemandangan menghilangkan kebosanan yang tadi sempat ada saat perjalanan dan oleh hiruk pikuknya kemacetan di ibukota.
Pemandangan Alam
Anak-anak mulai tidak sabar ingin segera memulai kegiatan. Hujan mulai berhenti seperti mengetahui akan ada kegiatan pagi itu, namun cuaca tetap mendung. Kami di sambutan ramah oleh abah, pemilik Omah Kebun Villa Makati. Beliau juga memastikan apakah kami tetap akan melanjutkan kegiatan walau dalam kondisi cuaca seperti ini, dan tentu saja jawabannya.....LANJUTKAN... !!! ..., kami pun bersiap memulai kegiatan pertama, yaitu tracking di hutan pinus...waaawwww !!
Berkumpul dan Berbaur
ice Breaking sebelum ke hutan Pinus
Diawali dengan melalui Jalan setapak yang becek dan agak licin tidak membuat kami semua mundur, bahkan makin bersemangat khususnya para orang tua yang ingin anak-anaknya mengenalkan ALAM Semsesta dan Ciptaan YANG KUASA dari dekat. Maklumlah.. kebanyakan anak-anak ini selalu berkegiatan di dalam ruangan yang bersih dan nyaman.  Untungnya cuaca mulai cerah.

Anak-anak yang terdiri dari anak-anak spesial dan normal berbaur membuat kelompok dan membentuk barisan seperti ular yang memanjang ke belakang. Awalnya mereka terlihat agak jijik dan takut melihat tanah becek dan licin juga pohon-pohon yang banyak dan besar. Namun kemudian mereka menikmati keindahan alam di sekelilingnya dan mulai banyak bertanya.
ini pohon apa ?

Kenapa tanahnya becek ?
Untuk apa getah pohonnya ditampung ?
Apakah ada binatang disini ?
Ngapain sih orang masuk ke hutan ?
Siapa yang bikin jalanan di hutan ?
Apa nama gunung ini ?  Dll, dsb....

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang harus ku jawab sepanjang perjalanan itu. Rute tracking yang naik turun dan berkelok-kelok kadang mengundang teriakan-teriakan kecil dari anak-anak ini.. hihihihi...seru sekali... Anaku pun sempat terheran melihat bunga pinus dan mengambil beberapa untuk dijadikan oleh-oleh.
Getah Pohon Pinus
Selama menyusuri hutan pinus banyak juga kejadian-kejadian lucu, Atha dan Raissa, 2 remaja spesial ini berusaha tetap berjalan bergandengan tangan dengan kompak walau kondisi jalan sulit sekali untuk bisa berjalan bersisian, wal hasil mereka slalu berteriak-teriak karena harus tarik menarik saat jalannya naik dan turun namun tetap kekeuh bergandengan, sempat mereka terpeleset bersama yang mengundang tawa dari peserta yang melihat, akhirnya Kak Dian trainer yang mendampingi mereka berhasil menyuruh mereka melepaskan tangan  dan berjalan berurutan.
Atha (jas hujan) & Raissa (jaket merah)
Ada juga Raihan, remaja spesial yang tidak terbiasa dengan suasana dan kondisi jalanan yang becek dan kotor, sehingga sepanjang jalan ia marah dan menangis, namun tetap kooperatif melanjutkan perjalanan. Suara tangisan Raihan yang hanya menggerung sempat membuat anak lain takut karena terdengar seperti suara geraman beruang... hahahaha....
Raihan (kaos putih)
Lain lagi cerita Umar-(gadget Maniac), anak spesial satu ini tetap berusaha eksis setiap melihat ada yang memfoto kegiatan kami. Bahkan dia sempat meminta sesi khusus karena merasa saat difoto sebelumnya ia masih berjalan dibelakang sehingga tidak terlihat kamera. Dengan kemampuan komunikasinya yang terbatas, dan bantuan mamanya, ia mengucapkan, “ omm, foto aq doongggg !!!” ....hihihihi....
Umar (biru hitam) paling depan bergaya sejenak
Sampai di pertengahan jalan kami sempat terpecah dari rombongan. Rombongan pertama yang ada di depan rupanya sudah pernah mengikuti kegiatan ini, maka mereka langsung mengambil rute jalan menuju air terjun (Curug Nangka). Sedangkan kami yang agak tertinggal dibelakang langsung dicegah salah satu trainer dan diarahkan ke jalan lain. Memang saat memulai perjalanan, abah, pemilik Omah kebun sudah mengingatkan untuk tidak mampir ke air terjun karena  kondisi cuaca yang dari pagi hujan , khawatir arus airnya deras dan tidak aman. Agak kecewa sedikit siy... karena gagal ke air terjun, padahal sudah membayangkan asyiknya main air di bawah air terjun. Apalagi anak-anak belum pernah melihat air terjun secara langsung. Tapi kami harus mengikuti arahan dari trainer yang lebih tahu keadaan disini. Sebagian trainer menuju air terjun untuk menjemput rombongan yang sudah menuju kesana.
Raissa di Curug Nangka

Air Terjun Curug Nangka

Akhirnya setelah sekitar 45 menit berjalan, kami sampai lagi di Villa Makati, di tempat pertama kami berangkat. Anaku, Tantra si bungsu sangat suka bermain bola. Melihat tanah lapang yang luas dan ada bola terlihat didekat tanaman sayur mayur langsung saja ia mengajak Alif sang kakak untuk bermain bola. Padahal lapangan itu becek walau berumput dan rintik-rintik hujan mulai turun lagi. Tak lama berselang Tantra menuju kepadaku sambil bertanya, “ bun, aku boleh main ujan-ujanan ga?” . Akupun menjawab, “ boleeeeehhh.....!” . Dengan mata berbinar dan senyum bahagia dia segera kembali ke lapangan sambil berteriak...”yesssss !!!” Yang lain tersenyum dan tertawa kecil melihat hal tersebut. Ya saat ini anak-anak bebas bermain hujan dan kotor-kotoran, mainlah sepuasmu sayaang.....
Tantra dan Bola

Rombongan yang mampir ke air terjun belum juga kembali, rupanya anak-anak asik bermain air dan mandi di sungai yang dingin hingga tidak mau segera beranjak dari tempat itu. Sambil menunggu, kami makan siang yang sudah disiapkan pemilik villa. Tak lama rombongan kembali dengan baju basah dan wajahnya yang cerah dan bahagia. Sepertinya sangat Seru sekali  bermain di Air Terjun tadi...

Setelah membersihkan diri dan makan siang, acara dilanjutkan dengan kegiatan lain, yaitu melalui jembatan tali, manjat di jaring tambang dan flying fox. Kegiatan standar dari outbond yang sudah sering dilakukan tapi tetap disukai.
Anak-anak bergantian melakukan kegiatan tersebut, walau awalnya ada beberapa anak yang ketakutan, tapi kemudian mereka malah melakukan  berulang kali sampai harus dibujuk untuk berhenti karena sudah waktunya untuk pulang, kembali ke jakarta.

Akhirnya kegiatan outbond hari itu selesai, semua peserta, orang tua dan anak-anak sangat puas dengan kegiatan hari itu. Walau tidak semua sempat ke air terjun namun tidak mengurangi kebahagiaan dan keceriaan kami.
Setelah menyampaikan salam perpisahan tidak lupa dengan Foto Session dan berterima kasih pada pemilik villa kami bersiap untuk pulang dengan janji akan kembali lagi suatu saat liburan di musim panas nanti.

Para Pesertapun saling berpamitan. Kami sangat senang melakukan kegiatan ini bersama yang sangat berkesan dan akan mengulangnya kembali. Senangnya anak-anak bisa bermain bersama-sama tanpa harus membedakan mana anak normal ataupun anak kebutuhan khusus. Semua merasa senang bermain bersama-sama. Dan semoga kami bisa mengulang kegiatan ini kembali.

Terimakasih FORKASI telah menyatukan kami semua.

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!